
Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budaya yang kaya, menyimpan sebuah desa yang unik dan menarik untuk dijelajahi. Desa Penglipuran, yang terletak di Kabupaten Bangli, bukan hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan tetapi juga menghadirkan konsep eco village yang mengedepankan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang daya tarik Desa Penglipuran dan bagaimana desa ini berkontribusi pada pelestarian budaya dan lingkungan di Bali.
Keunikan Desa Penglipuran
Desa Penglipuran dikenal dengan arsitektur tradisional Bali yang masih terjaga dengan baik. Setiap rumah di desa ini dibangun dengan gaya yang seragam, menggunakan material alami seperti bambu dan kayu. Jalan setapak yang bersih dan rapi, dikelilingi oleh taman hijau, memberikan nuansa tenang dan damai bagi siapa saja yang berkunjung. Salah satu hal yang menarik adalah bahwa desa ini bebas dari kendaraan bermotor, sehingga pengunjung dapat menikmati suasana yang lebih alami dan menenangkan.
Penglipuran juga memiliki tradisi dan kebudayaan yang kental. Masyarakat setempat masih menjalankan upacara keagamaan dan ritual adat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu festival yang terkenal adalah upacara Ngusaba, di mana warga desa berkumpul untuk merayakan hasil panen. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan tarian tradisional yang menambah kekayaan budaya desa ini.
Konsep Eco Village yang Berkelanjutan
Desa Penglipuran diakui sebagai salah satu eco village di Indonesia, berfokus pada keberlanjutan dan perlindungan lingkungan. Masyarakat desa berupaya mengurangi dampak lingkungan dengan menerapkan berbagai praktik ramah lingkungan. Salah satunya adalah pengelolaan sampah yang efektif, di mana warga diajarkan untuk memilah sampah organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pertanian, sedangkan sampah non-organik didaur ulang.
Di samping itu, Desa Penglipuran juga mempromosikan pertanian berkelanjutan. Warga desa menanam berbagai jenis sayuran dan buah-buahan secara organik, tanpa menggunakan pestisida kimia. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan mereka, tetapi juga menjaga kesuburan tanah dan keberagaman hayati di sekitar. Konsep eco village ini menjadi contoh bagi desa lain di Bali dan Indonesia untuk menerapkan praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
Wisata Berbasis Komunitas
Salah satu daya tarik utama Desa Penglipuran adalah pengalaman wisata berbasis komunitas. Pengunjung tidak hanya datang untuk melihat keindahan alam dan budaya, tetapi juga untuk berinteraksi dengan masyarakat setempat. Banyak kegiatan yang ditawarkan, seperti kelas memasak masakan Bali, belajar membuat kerajinan tangan, atau mengikuti tur budaya yang dipandu oleh warga desa.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang autentik bagi pengunjung, tetapi juga memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat. Uang yang dihasilkan dari industri pariwisata ini kemudian digunakan untuk mendukung program-program pelestarian lingkungan dan budaya, sehingga menciptakan siklus yang berkelanjutan.
Mengunjungi Desa Penglipuran
Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi Desa Penglipuran, aksesnya cukup mudah. Terletak sekitar 45 menit dari Denpasar, desa ini dapat dijangkau menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pada pagi hari, ketika suasana masih sejuk dan tenang. Anda bisa menjelajahi jalan setapak, menikmati pemandangan alam, serta berinteraksi dengan warga yang ramah.
Desa Penglipuran juga memiliki beberapa tempat wisata menarik di sekitarnya, seperti Pura Bukit Sari dan Hutan Bambu. Setelah menjelajahi desa, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke objek wisata lain di Bali, seperti Kintamani atau Ubud.
Mendalami Desa Penglipuran memberikan pengalaman yang tak terlupakan, sekaligus menyadarkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya. Dengan mengadopsi konsep eco village, desa ini menunjukkan bahwa pariwisata dapat berjalan seiring dengan pelestarian alam dan budaya.
Desa Penglipuran bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi juga pelajaran berharga tentang keberlanjutan. Mengunjungi desa ini adalah langkah kecil yang dapat kita ambil untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan budaya di Bali. Mari bersama-sama menjaga keindahan dan keunikan pulau ini agar tetap lestari untuk generasi mendatang.



